Posted by : Budak Melayoe Kamis, 18 April 2013

Edited by: Ridha Aulia

Bab I
A. Pendahuluan

            Berbeda dengan ilmu eksakta, rumusan dalam ilmu sosial bersifat tidak pasti karena titik beratya pada prilaku manusia yang dinamis, selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu. Akan tetapi kajian tentang prilaku manusia tetaplah ilmu sosial.
Manusia, masyarakat dan lingkungan merupakan focus kajian sosiologi. Banyak sekali sub kajian dan istilah dlam sosiologi yang membahas perihal tentang, manusia, masyarakat dan lingkungan, salah satunya adalah stratifikasi sosial. Dalam makalah ini saya akan coba menjelaskan apakah itu stratifikasi sosial beserta pembahasannya.

Bab II
Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penullisan ini aldalah agar kitqa dapat :
1.    Mengetahui Pengertian Stratifikasi Sosial.
2.    Mengetahui jenis-jenis/tipe stratifikasi sosial di daerah.
3.    Mengetahui Perilaku individu/sifat dalam Stratifikasi Sosial di daerah.
4.    Mengetahui Analisisa pola Stratifikasi Sosial di daerah



BAB III
Analisa dan Pembahasan
A. Pengertian stratifikasi sosial
Kata stratifikasi merupakan terjemahan dari stratification (bahasa inggris) yang bermakna lapisan. Kata stratification sendiri berasal dari bahasa latin ‘stratum’ atau strata yang bermakna lapisan. Jadi menurut bahasa Stratifikasi kelas atau lapisan yang ada dalam masyarakat.
Sedangkan secara terminologi, Stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu kedalam lapisan-lapisan. Dan berikut adalah penjabaran stratifikasi sosial menurut beberapa tokoh.
Pitrim A. Sorokin, stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang, dan kelas rendah. Dasarnya adalah adanya ketidakseimbangan pembagian hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu-individu atau kelompok-kelompok dalam sistem sosial.
Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, stratifikasi yakni sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat.
 Soerjono Soekanto, stratifikasi sosial merupakan pembedaan posisi seorang atau suatu kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal.
Dalam buku Sosiologi karangan Duncan Mitchel, stratifikasi sosial menurut Karl Mark adalah suatu fenomena yang terjadi sejak dulu kala mengenai pengelompokan berdasarkan kelas sosialnya.




B. Jenis-jenis/tipe stratifikasi sosial di daerah
a.  Stratifikasi yang Terjadi dengan Sendirinya Bedasarkan .
1) Age Statification
Dalam stratifikasi berdasarkan usia ini, dimana anggota masyarakat yang berusia dini mendapatkan perbedaan hak dan kewajiban dari masyarakat yang berusia lebih tua.
2) Senioritas
Dalam pembahsan senioritas ini menyangkut usia dan jenjang lamanya pengalaman dalam masyarakat sosial tertentu. Dalam dunia kelembagaan misalnya, secara tidak langsung ada bagian-bagian kepemimpinan lembaga akan diisi oleh orang yang lebih tua atau berpengalaman luas.
3) Sex Stratificaton
Perbedaan jenis kelamin juga sangat mempengaruhi perbedaan status, ini juga sangat dipengaruhi oleh tradisi dan ajaran harkat dan martabat pria dan wanita.
3) Sistem Kekerabatan
Pada umumnya dalam suatu kekerabatan terdapat perbedaan hak dan kewajiaban antara ayah, ibu, kakak, dan adik misalnya.
b. Stratifikasi yang Dibentuk untuk Tujuan Bersama
1) Stratifikasi dalam Pekerjaan
Dalam stratifkikasi ini sangat tampak pada instansi atau organisasi yang kelola secara modern. Misalnya saja ada bos dengan bawahan, dosen dengan asisten dosen, dan lain sebagainya.
2) Stratifikasi dalam Bidang Ekonomi
Dalam hal ekonomi inilah stratifikasi sangat menonjol di setiap masyarakat. Sebab kebanyakan dari masyarakat dimanapun berada menganggap akan terjadinya pembedaan stratifikasi sosial berdasarkan kekayaan dan material.
3) Stratifikasi dalam Pendidikan
Bagi orang yang mampu menyelesaikan pendidikan formalnya hingga tuntas, maka akan mendapat hak dan kewajiban yang lebih beragam dibandingkan dengan orang yang hanya menamatkan pendidikannya ditingkat dasar. Dan akan menentukan kelas sosial yang mereka tempati.

C. Sifat Stratifikasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedakan menjadi sistem pelapisan sosial tertutup, sistem pelapisan sosial terbuka, dan sistem pelapisan sosial campuran.
1. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification) adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja. Contoh: 1. Sistem kasta ; Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana. 2. Rasialis ; Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih. 3. Feodal ; Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan.
2. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification) bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh: 1. Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya. 2. Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha.
3. Stratifikasi Sosial Campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, orang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
            Dan menurut saya sifat stratifikasi sosial yang sering digunakan di daerah-daerah adalah stratifikasi sosial campuran. Faktor pendorong adanya sifat strtifikasi sosial adalah adanya diferensiasi, ras, suku, budaya/adat istiadat serta keyakinan daerah setempat dan faktor-faktor lain yang mungkin tidak disebutkan di atas.
Bagi setiap daerah pola stratifikasi sosial rata-rata sama, walaupun mungkin ada sedikit perubahan sesuai gaya hidup, sikap dari orang-orang yang berada dalam stratifikasi sosial tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN

Stratifikasi sosial adalah pengkelasan, penggolongan, atau pembagian masyarakat secara vertikal. Dimana,  setiap individu memiliki beberapa posisi sosial dan masing-masing orang memerankan beberapa peran. Sehingga hal ini memungkinkan untuk mengklasifikasikan individu-individu tersebut ke dalam kategori status-peran
stratifikasi sosial juga merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (secara hierarkis). Yang perwujudannya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah.
Karena individu sebagai aktor utama dalam strtifikasi sosial, maka akan menimbulkan perilaku-perilaku yang muncul dari individu tersebut sebagai respon adanya stratifikasi sosial tersebut. Sebab stratifikasi atau pengkelasan baik yang terjadi karena sendirinya atau terjadi sebab disengaja memiliki ideologi yang sudah melekat pada diri individu dan akan mempengaruhi perilaku individu tersebut.







BAB V
Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineke Cipta.
Darmansyah. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Batavia Pers.
Darmansyah, dkk. 1986.  Ilmu Sosial Dasar. Surabaya: Usaha Nasional.
Lawang, Robert M. Z. 1994. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Mannheim, Karl. 1986. Sosiologi Sistematis. Jakarta: Bina Aksara.
Mitchel, Dutcan (alih bahasa: Sahat Simamora), 1984.  Sosiologi. Jakarta: Bina Aksara.
Mawardi dan Nur Hidayati. 2000. IAD, ISD, dan IBD. Bandung: Pustaka Setia.
Soelaeman, M. Munandar. 2006. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Refika Aditama.
Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Saptono, dan Bambang Suteng Sulasmono.  2007. Sosiologi. Jakarta: PT. Phibeta Aneka Gama.
Setiadi, Elly M dan Kolip Usman. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta; Kencana.

Suharto. 1986. Stratifikasi Sosial. Yogyakarta; Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga.

Salim, Agus. 2006. Stratifikasi Etnik. Semarang; FIP UNNES dan Tiara Wacana.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Blogger templates

Blog Archive

- Copyright © Powered by Blogger - Edited by Ridha Aulia -